Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2017

Gagal

Tertunduk kepala ku ketika keluar dari ruangan itu, tak setegak sebelumnya. Kecut, mungkin wajahku bila ada orang yang melihat. Muram, layu tak seperti mentari dipagi hari yang tersenyum ceria menyapa ku diperantauan. Yahh itu semua karena hati merasa tak nyaman saat mendapatkan sesuatu yang dirasa kurang menyenangkan. Aku akui kekalahan saat itu, sebab diri ini memang belum siap. Hari itu mencoba ku dapatkan dua hal yang berlawanan, akal ku mulai berkerja menyusun strategi berusaha untuk mendapatkan keduanya. Mulai lah perjudian (untung-untungan) halus. Mengorbankan sesuatu demi mendapatkan sesuatu. Tanpa campur tangan dariNya aku bukanlah apa", modal optimis pun tak cukup bila tak disertai dengan kesiapan. Tak heran kegagalan ku dapatkan, kalah telak dengan satu pukulan. Cukup menjadi bahan evaluasi ku kedepannya, dari kegagalan kita belajar akan keikhlasan hati untuk menerimanya. Menjadi bahan bakar untuk lebih baik kedepannya. Jangan terpuruk karena kegagalan, jadika

Bertahan hidup

Lagi-lagi tentang kehidupan, entah kenapa hasrat untuk menulis tentang kehidupan sangat lah tinggi dalam batinku. Setiap hari semua orang sibuk dengan urusannya, berlalu lalang dari utara selatan timur barat dari segala penjuru manusia muncul dengan membawa kesibukan masing-masing. Aku rasa hanya satu hal yang mereka cari, yaitu berjuang untuk Bertahan Hidup . Dengan segala pontang-pantingnya manusia tetap gigih dalam menjalankan kehidupan ini. Jika diukur tingkat kebahagiaan seseorang pasti tidaklah lama, pasti hanya sesaat seketika bila mendapatkan sesuatu hal yang baik, setelah itu akan terasa biasa-biasa saja. Jika difikirkan memang benar dunia ini menggiring manusia lalai akan tujuan yang hakiki atau sebenarnya. Lalai, membius membelokkan dari tujuan utama. Dunia bahagia mu hanya bisa kami rasakan sesaat, jika kita menyadarinya. Dunia bukan yang utama akan tetapi sebatas jangan kita lupakan, bahagia di dunia sangat baik apabila akherat tidak lalai karenanya. Sebagai se

Seorang pria

Kata apa yang pas untuk mendiskripsikan seorang pria ? Pria dipundakmu kelak akan bersandar anak, istri dan kedua orang tua mu. Aku terlahir sebagai seorang pria, sering aku fikirkan tugas-tugas ku dimasa depan kelak. Begitu besar tanggung jawabmu wahai pria, sebab suatu hari nanti kau akan menanggung anak orang. Seorang pria harus berjuang untuk menghidupi dirinya sendiri, membahagiakan kedua orang tuanya dan yang terakhir menuruti kata hati yang rindu akan pujaan hati. Untuk menjemput sang pujaan hati seorang pria harus berani bercucuran darah, berpuasa bertahun-tahun, mengesampingkan keinginan-keinginannya untuk segera menjemput dia. Sebab tak mau melihat dia menderita karena kesiapan belum aku dapatkan. Sering aku mengerutu dalam hati, mengunjing mereka para hawa yang lebih tenang hidupnya dibanding mereka para kaum adam, sebab mereka hanya tinggal menunggu si adam untuk menanggung hidupnya. Taukah kau wahaii para hawa, perjuangan para adam. Pernah berfikir adakah dia mau

Tentang nikmat sakit

Hidup, didunia ini serba ada dua pilihan, hidup atau mati, sehat atau sakit (baik atau buruk) dll. Yang sejatinya kita tidak layak untuk memilih, tak layak orang memilih mati ataupun sakit. Namun, tingkah laku kita setiap harinya kadang memilih salah satu diantaranya, tanpa kita sadari. Sedikit bercerita perihal nikmat sakit. Sangat berbahagia sakitmu masih ditunggui oleh kedua orang tuamu, dengan sabar mereka merawat mu. Sakit, seribu banding satu orang yang menginginkannya. Sakit tak untuk diharapkan akan tetapi sakit untuk dinanti, sebab pasti setiap orang akan merasakan kedatangannya. Tubuh menggigil, serta semua isi tubuh ku terasa membeku, memaksa aliran darah ke kepala tertahan. Keringat mengucur dari tubuhku seakan lelehan es saat terkena panas. Kondisi seperti itu membuat ku berfikir akankah aku mati muda, diusia dua puluh tahun ini akankah Tuhan akan memanggilku.  Semakin ku perbanyak lantunan dzikir yang ku ucapkan, berharap jika memang harus menyudahi umur biarlah pa

Bintang

Indah dipandang, penghias dan pelengkap malam. Entah bagaimana seramnya malam tanpa bintang, malam butuh bintang sebab ia lah pelengkap malam. Seseram apa pun malam, tetap akan terlihat indah bila bintang senantiasa sabar mendampinginya, menemani malam menunggu siang.  Gelap, sunyi, dan mencekam itulah kekurangan malam. Dengan setia bintang senantiasa menemani malam, menutupi kekurangan. Hingga tercipta perpaduan maha sempurna. Sebab dengan gelapnya malam bintang akan terlihat terang, terpampang hàmparan luas ribuan bintang.  sadar ternyata indahnya bintang terlihat karena gelapnya malam, yang itu tercipta dari sebuah kekurangan.  Bintang nan indah tak kan terlihat keindahannya diwaktu siang, meski disana terlihat akan kelebihan berupa terang.  Lengkapilah malam dengan cahayamu, hingga tercipta perpaduan yang indah tak terbatas. 

Negeri Serba Ada

Pada suatu masa, berdiri sebuah kerajaan besar. Kerajaan besar, besar pengharapan rakyatnya akan kemakmuran mereka. Harapan besar inginkan perubahan, bukan ubahan segelintir orang akan maksud dan tujuan dirinya sendiri. Kerajaan ini sungguh beruntung sebab alam senantiasa memanjakannya, memberikan setiap apa yang mereka butuhkan. Alam menjamin kemakmuran kepada kerajaan ini. Hingga membuat iri siapa  saja yang tak tinggal didalamnya. Namun lagi-lagi kemurahan alam kepadanya tak menjamin kemakmuran rakyatnya. Sungguh amat lengkap, semua ada di kerajaan ini. Banyak sekali warna didalamnya, banyak . . . banyak sekali. Sampai-sampai warna tersebut saling bernoda diatas kain putih. kain putih tak butuh warna-warna itu, kain putih biarlah tetap putih, hingga warna tertutupi olehnya. Kain putih menyatukan warna warni, membungkusnya dalam satu ikatan, ikatan akan perjuangan dimasalalu, bukan berjuang untuk kepentingan masa depan oleh segelintir orang. Ingat rakyatmu menantikan peruba

Burung Kecil

Iya benar, ia adalah burung kecil. Terbang disatu pohon, berpindah dari ranting satu ke ranting berikutnya. Sejauh apapun ia terbang, pasti akan tetap menjumpai daun dan ranting yang sama. Tergambar dipikirannya ia dapat terbang jauh, sejauh mungkin, setinggi mungkin, hingga menembus sutra putih yang menyelimuti langit biru. Mimpi-mimpi kecil nan sederhana coba ia wujudkan, mimpi dimana hati jatuh cinta padanya, mimpinya sederhana tak perlu pula ubahan besar dalam dunia. Cukup mimpi yang membuat ia suka. Burung kecil, sering kali belajar pada sang ayah, sebuah anugerah kehidupan yang Tuhan titikan padanya. Sebuah penghidupan yang Tuhan berikan melalui dia. Mimpi sederhana sang ayah mengilhami si burung kecil. baik ambil, buruk tinggalkan. Dan melakukan apa yang membuat dirinya senang. Tak tampak sedikit keraguan terlihat pada wajahnya, akan mimpi sederananya, yang berevolusi menjadi luarbiasa. Kini burung kecil telah beranjak dewasa, semakin mengerti akan jalan mimpi-mimpinya