Langsung ke konten utama

Postingan

Menolong dan ditolong

Bercerita akan hal hal baru yang ku alamai. Mereport pengalaman yang terjadi. Mengupas tuntas pelajaran yang ada. Dan terakhir ambila buah pelajaran yang mulia, dan tanamkan pada diri ini. Tak berfikir lama saat mendapat kesempatan berbuat kebaikan, peluang datang ambil. Sebab tak ada yang menjamin kesempatan itu datang berulang. Dan rasakan kenikmatannya. Barang tentu sudah tertanam pada diri kita menolong adalah perbuatan yang sangat mulia, tapi tidak bila disertai pamrih. Sarat mutlak bila ingin merasakan kenikmatan dari menolong adalah ikhlas.  Lihat lah wajah bahagia dari setiap orang yang mendapatkan pertolongan mu, yang itu tak kan diberikan kepada siapapun selain dengan org yang menolongnya. Bak seperti buah yang memiliki rasa berbeda beda, dari setiap wajah bahagia yang mereka ciptakan. Menolong dengan siapa pun dan dengan apa pun, teringat sebuah mantra bahwa "sebaik baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain".  Dan pasti akan tiba saatnya
Postingan terbaru

Tercium

Sewaktu kecil, saat pandangan lebih utama dari sebuah makna yang sebenarnya, tampak manis buah Mahkuta Dewa bila dirasa dengan mata, akan tetapi sungguh pahit bila lidah yang merasakannya. Sedikit analogi sederhada untuk menjelaskan kata. Sewaktu kecil, tiada satu hal pun yang sangat diharap-harapkan selain menanti saudara satu klan pulang dari perantauan, ku harap-harapkan makanan orang kota yang sangat jarang lidah merasakannya, namun sewaktu besar ini ya makanan orang kota yang ku sukai dulu sekedar biskuit kering dengan kemasan kotak atau bulat terbuat dari lempengan besi (toples) dan permen warna warni dengan rasa berbeda-beda.  Sewaktu kecil, sudah barang tentu semua yang pulang dari perantauan aku anggap sukses, sudah aku anggap kaya, banyak duit, hidup sejahtera dinegri orang yang jauh disana. Pikir luguku menapsirkannya. Sebab dulu aku merasa dari mata bukan dari makna sebenarnya.  Mata terkecoh dengan baju-baju mentereng sedikit beberapa tahun lebih maju bila diba

Gagal

Tertunduk kepala ku ketika keluar dari ruangan itu, tak setegak sebelumnya. Kecut, mungkin wajahku bila ada orang yang melihat. Muram, layu tak seperti mentari dipagi hari yang tersenyum ceria menyapa ku diperantauan. Yahh itu semua karena hati merasa tak nyaman saat mendapatkan sesuatu yang dirasa kurang menyenangkan. Aku akui kekalahan saat itu, sebab diri ini memang belum siap. Hari itu mencoba ku dapatkan dua hal yang berlawanan, akal ku mulai berkerja menyusun strategi berusaha untuk mendapatkan keduanya. Mulai lah perjudian (untung-untungan) halus. Mengorbankan sesuatu demi mendapatkan sesuatu. Tanpa campur tangan dariNya aku bukanlah apa", modal optimis pun tak cukup bila tak disertai dengan kesiapan. Tak heran kegagalan ku dapatkan, kalah telak dengan satu pukulan. Cukup menjadi bahan evaluasi ku kedepannya, dari kegagalan kita belajar akan keikhlasan hati untuk menerimanya. Menjadi bahan bakar untuk lebih baik kedepannya. Jangan terpuruk karena kegagalan, jadika

Bertahan hidup

Lagi-lagi tentang kehidupan, entah kenapa hasrat untuk menulis tentang kehidupan sangat lah tinggi dalam batinku. Setiap hari semua orang sibuk dengan urusannya, berlalu lalang dari utara selatan timur barat dari segala penjuru manusia muncul dengan membawa kesibukan masing-masing. Aku rasa hanya satu hal yang mereka cari, yaitu berjuang untuk Bertahan Hidup . Dengan segala pontang-pantingnya manusia tetap gigih dalam menjalankan kehidupan ini. Jika diukur tingkat kebahagiaan seseorang pasti tidaklah lama, pasti hanya sesaat seketika bila mendapatkan sesuatu hal yang baik, setelah itu akan terasa biasa-biasa saja. Jika difikirkan memang benar dunia ini menggiring manusia lalai akan tujuan yang hakiki atau sebenarnya. Lalai, membius membelokkan dari tujuan utama. Dunia bahagia mu hanya bisa kami rasakan sesaat, jika kita menyadarinya. Dunia bukan yang utama akan tetapi sebatas jangan kita lupakan, bahagia di dunia sangat baik apabila akherat tidak lalai karenanya. Sebagai se

Seorang pria

Kata apa yang pas untuk mendiskripsikan seorang pria ? Pria dipundakmu kelak akan bersandar anak, istri dan kedua orang tua mu. Aku terlahir sebagai seorang pria, sering aku fikirkan tugas-tugas ku dimasa depan kelak. Begitu besar tanggung jawabmu wahai pria, sebab suatu hari nanti kau akan menanggung anak orang. Seorang pria harus berjuang untuk menghidupi dirinya sendiri, membahagiakan kedua orang tuanya dan yang terakhir menuruti kata hati yang rindu akan pujaan hati. Untuk menjemput sang pujaan hati seorang pria harus berani bercucuran darah, berpuasa bertahun-tahun, mengesampingkan keinginan-keinginannya untuk segera menjemput dia. Sebab tak mau melihat dia menderita karena kesiapan belum aku dapatkan. Sering aku mengerutu dalam hati, mengunjing mereka para hawa yang lebih tenang hidupnya dibanding mereka para kaum adam, sebab mereka hanya tinggal menunggu si adam untuk menanggung hidupnya. Taukah kau wahaii para hawa, perjuangan para adam. Pernah berfikir adakah dia mau

Tentang nikmat sakit

Hidup, didunia ini serba ada dua pilihan, hidup atau mati, sehat atau sakit (baik atau buruk) dll. Yang sejatinya kita tidak layak untuk memilih, tak layak orang memilih mati ataupun sakit. Namun, tingkah laku kita setiap harinya kadang memilih salah satu diantaranya, tanpa kita sadari. Sedikit bercerita perihal nikmat sakit. Sangat berbahagia sakitmu masih ditunggui oleh kedua orang tuamu, dengan sabar mereka merawat mu. Sakit, seribu banding satu orang yang menginginkannya. Sakit tak untuk diharapkan akan tetapi sakit untuk dinanti, sebab pasti setiap orang akan merasakan kedatangannya. Tubuh menggigil, serta semua isi tubuh ku terasa membeku, memaksa aliran darah ke kepala tertahan. Keringat mengucur dari tubuhku seakan lelehan es saat terkena panas. Kondisi seperti itu membuat ku berfikir akankah aku mati muda, diusia dua puluh tahun ini akankah Tuhan akan memanggilku.  Semakin ku perbanyak lantunan dzikir yang ku ucapkan, berharap jika memang harus menyudahi umur biarlah pa

Bintang

Indah dipandang, penghias dan pelengkap malam. Entah bagaimana seramnya malam tanpa bintang, malam butuh bintang sebab ia lah pelengkap malam. Seseram apa pun malam, tetap akan terlihat indah bila bintang senantiasa sabar mendampinginya, menemani malam menunggu siang.  Gelap, sunyi, dan mencekam itulah kekurangan malam. Dengan setia bintang senantiasa menemani malam, menutupi kekurangan. Hingga tercipta perpaduan maha sempurna. Sebab dengan gelapnya malam bintang akan terlihat terang, terpampang hàmparan luas ribuan bintang.  sadar ternyata indahnya bintang terlihat karena gelapnya malam, yang itu tercipta dari sebuah kekurangan.  Bintang nan indah tak kan terlihat keindahannya diwaktu siang, meski disana terlihat akan kelebihan berupa terang.  Lengkapilah malam dengan cahayamu, hingga tercipta perpaduan yang indah tak terbatas.