Langsung ke konten utama

Tentang nikmat sakit

Hidup, didunia ini serba ada dua pilihan, hidup atau mati, sehat atau sakit (baik atau buruk) dll. Yang sejatinya kita tidak layak untuk memilih, tak layak orang memilih mati ataupun sakit. Namun, tingkah laku kita setiap harinya kadang memilih salah satu diantaranya, tanpa kita sadari.

Sedikit bercerita perihal nikmat sakit. Sangat berbahagia sakitmu masih ditunggui oleh kedua orang tuamu, dengan sabar mereka merawat mu.

Sakit, seribu banding satu orang yang menginginkannya. Sakit tak untuk diharapkan akan tetapi sakit untuk dinanti, sebab pasti setiap orang akan merasakan kedatangannya.

Tubuh menggigil, serta semua isi tubuh ku terasa membeku, memaksa aliran darah ke kepala tertahan. Keringat mengucur dari tubuhku seakan lelehan es saat terkena panas. Kondisi seperti itu membuat ku berfikir akankah aku mati muda, diusia dua puluh tahun ini akankah Tuhan akan memanggilku. 
Semakin ku perbanyak lantunan dzikir yang ku ucapkan, berharap jika memang harus menyudahi umur biarlah pada keadaan khusnul khotimah....

Hampir satu minggu aku merasakannya. Tangan berbalut selang putih bening dengan ujungnya berjarum yang ditancapkan ketanganku. Suara sepatu panthopel berserta suara halus pemiliknya setiap hari ku dengarkan pagi, sore dan malam. Dengan sabar suhu dadan dan tensi ku dicek, hingga hafal kata kata yang terucap oleh mereka saat memeriksaku...

Kembali ke Tema, nikmatnya sehat bisa kita rasakan saat kita sakit. Saat sehat begitu perkasanya kita, namum bila sakit menyapa tempat tidurlah yang paling perkasa sebab tetap kuat meski kita tiduri berhari hari...

Dari sakit kita bisa menyadari betapa berharganya nikmat sehat
Dari sakit kita bisa menilai pola hidup kita
Dari sakit kesabaran kita diuji
Dari sakit keimanan kita diuji
Dari sakit kita akan mengingat apa-apa yang tidak kita fikrkan atau kita lalaikan sewaktu kita sehat

Intinya sakit itu juga nikmat dari Allah swt yang diberikan kepada manusia dan wajib di syukuri, jika sabar akan menjadi ladang pahala bagi kita.
Waloohu alam....

Komentar